Sabtu, 19 Juni 2010

Cerita Sedang-Sedang Saja




DEDEN SI "OMDO" (Ngomong Doang), KORBAN PERGAULAN

Sebuah cerita yang kini sedikit berbeda yang mana akan saya paparkan tentang apa yang saya lihat, di rasa dan saya dengar..hee.., beranjak dari kehidupan seorang anak muda yang hidup di kota besar dimana pemuda ini sedang berjuang hidup di kota besar Jakarta demi keselarasan hidupnya sendiri. Sebuah cerita yang mungkin anda sendiri pernah melihat atau mengalami bertemu dengan pemuda seperti ini yang kebanyakan memang sering ditemukan di kota besar. Sebut saja nama pemuda ini kita inisialkan si deden (sory klu inisial nama ada kesamaan dengan nama anda ini hanya sebuah cerita yang tidak ada unsur kesengajaan). Deden adalah seorang pemuda yang berasal dari kota kecil di propinsi Jawa Barat. 
Seorang pemuda yang sebenarnya sedikit lugu dengan budaya desa yang blom mengenal kata "siapa loe siapa gw"  identik dengan kehidupan di kota besar khususnya Jakarta. Alkisah berangkatlah si deden merantau ke Jakarta mencoba merubah hidupnya suatu sikap pemuda yang luar biasa tangguh dimana ia mulai belajar hidup mandiri tanpa harus menjadi beban keluarganya lagi (salooett.. boss). Sesampainya di Jakarta ia mendapatkan pekerjaan sebagai seorang mekanik di sebuah sorum motor kenamaan yang memiliki brand yang cukup dikenal masyarakat kebanyakan. Setelah deden berada disana tak lupa ia mencari tempat berteduh(kost-kostan). Deden  mendapatkan sebuah tempat kost yang cukup menarik dan sangat mengenal dengan kehidupan lingkungan anak-anak kost, maklum kebanyakan anak-anak kost di situ rata-rata berasal dari Jawa Barat.
Deden mulai menjalani kehidupannya dengan baik ia berangkat kerja pukul 08.00 - 17.00 ia kembali, beberapa saat kehidupannya fine-fine saja alias ga ada masalah. Namun seiring berjalannya waktu ia mulai mengenal lingkungan kostnya, yang ternyata ia tak hanya harus beradaptasi dengan temen-temen yang berasal dari Jawa Barat tapi ternyata anak-anak kost yang berada disana beraneka ragam macam gaya hidup, prinsip, pola pandang, pendidikan & asal kota, karena anak-anak kost tersebut juga ada yang berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah & Jawa Timur. Seperti kata pepatah "lain lubuk lain ikannya" maka yang ada tidak semua anak-anak kost disitu memiliki pemahaman yang sama, namun walaupun begitu kehidupan di kost-kostan tersebut terbilang cukup nyaman & selaras dalam hidup berdampingan yang memang seharusnya seperti itu karena yang namanya hidup satu atap ya memang harus saling memahami, menghargai dan mengerti satu sama lain.
Namun Deden bisa dibilang anak yang sedikit keras kepala, tinggi hati dan sok tau, seiring berjalannya waktu deden mulai merasa gerah dengan kehidupannya mungkin karena gaya hidup di Jakarta dan lingkungan yang mulai merasa tidak cocok dengannya, yang ia rasakan deden pegen dibilang paling "KEREN & OK" dikalangan temen2nya. Ia mulai mengikuti trend gaya hidup anak gaul Jakarta dengan dandanan ala  anak-anak gaul, padahal gaya dan kelakuannya ga da enaknya kalau dilihat apalagi kalau dibawa jalan ke Mall gw mungkin harus mikir 2 kali deh.. hee.. *piss*, maklum dia memang masih terbilang muda masih 19 tahun jadi pikirannya masih labil. Padahal uang saku atau uang yang ia dapat dari bekerja di sebuah sorum belum tentu mencukupi gaya hidup yang gaul abis men, belum lagi ia harus mengirimin uang ke kampungnya. Tapi sayang ia tetep tak peduli apalagi pergaulan yang membuat ia harus menempuh cara hidup seperti ini, entah itu dari masukan temen-temennya atau dari dirinya sendiri agar deden bisa di anggap oleh temen-temennya di sekitarnya "HHaaa..haa.. hari gini loe masih ikutin omongan orang mati aja loe boss...". 
Dengan perubahan yang sekarang ia alami membuat orang-orang di sekitar mulai gerah dan e'nek dengan tingkahnya, ya maklum bukan hanya gaya hidup yang berubah tapi juga omongan yang sudah mulai tinggi tak menentu alias OMDO (ngomong DOANG) yang membuat orang-orang menjadi il fell dengan ini anak apalagi gaya/style nya masih nanggung banget(persis seperti foto diatas) hancurr.... , jadi yang ada orang-orang hanya memandang dirinya sebelah mata. Mungkin hal ini biasa kita temukan di kota-kota besar khususnya Jakarta, hingga ada seorang temen dan orang-orang di sekitar yang menyebutnya maklum "OKAM" (alias orang kampung) sebutan ia dari orang-orang yang ada di sekitarnya, atau mungkin ALAY haaa...haa.. kasian banget si deden pengen di bilang keren ehh.. malah di ledek mending buruan sadar deh "kiamat sudah deket". 
Hingga suatu saat deden bener-bener kena batunya dimana ia mulai merasa dirinya hebat dan  jagoan euyy.., semua temen dianggapnya pasirr..(istilah merendahkan orang) kecuali temen-temen sesama Jawa Barat, cukup aneh memang tapi kenapa ya mungkin ia merasa temen-temen sesama Jawa Barat lebih melindungi dirinya di banding temen-temen beda daerah. Hari gini loe masih menganggap perbedaan kultur sebagai hambatan dalam pergaulan, waduuhh...kemana aja loe " sedikit masukan buat temen-temen semua "mencari temen itu susah, tapi kalau mencari musuh itu mudah" karena belum tentu semua manusia yang memiliki persamaan ras itu cocok dengan kita yang terpenting bagaimana kitanya dalam menyikapi pergaulan yang kita jalani di kehidupan seharinya untuk dapat melihat yang baik dan benar, yang cuma sebatas temen atau sahabat, karena hidup ini ga sesempit yang kita bayangkan cueyy... yoii ga bro.*piss*
Deden mendapatkan masalah yang mungkin membuat ia sedikit lebih jera kale ya, karena akibat dari tingkah laku & omongannya yang sedikit merendahkan orang lain. Kita sebut saja orang ini berinisial Dio, Dio adalah pemuda asal Jawa Timur yang kebetulan bertemu dan ikut berkumpul dengan deden dan temen-temennya. Sewaktu berkumpul deden mengeluarkan kata-kata yang sedikit merendahkan Dio dan menyakitinya, Dio pun merasa tidak puas dengan perlakuan deden kepadanya. Hingga suatu hari Dio mengajak bertemu deden untuk membicarakan masalah ini berdua, dengan kaget dan sedikit gusar deden pun menyanggupi tanggapan dio walaupun sebenernya sih deden sudah mulai pucat pasi "katanya anak gaul yang hebat, keren, & jagoan" hahaaa..., ditengah pertemuan deden mengajak temen dekatnya yaitu adul untuk menemaninya. Padahal adul sendiri juga sudah sedikit gerah dengan sikapnya maklum mereka baru saja mengenal karakter masing-masing karena si adul sendiri adalah anak kost baru disitu tapi namanya setia kawan ya apa boleh buat, apalagi adul memiliki karakter setia kawan yang tinggi, baik, ramah, pergaulannya pun luas, hanya sedikit ugal-ugalan. Adul hanya bisa berkata : " sebaiknya loe hadapi aja dulu sendiri, kan loe punya masalah gw duduk disini aja ntar kalau ada apa-apa baru gw masuk" ujar adul kepada deden, karena adul sendiri juga ingin melihat sejauh mana si deden memiliki sikap positif dalam dirinya apakah selama ini deden emang hanya ngomong doang alias "OMDO". Kemudian dengan gayanya deden dan dio pun berbicara berdua secara jantan masih dengan omongan belom tonjok-tonjokan, ditengah pembicaraan dio mulai megeluarkan nada keras kepada si deden dengan kata-kata yang sedikit menantang dan seperti macan yang ingin menerkam mangsanya mentah-mentah, namun apakah yang terjadi? Adul sendiri sudah bersikap siaga I untuk membantu si deden jika-jika terjadi keributan maklum anak jaman sekarang selalu menyelesaikan masalah dengan kekerasan karena dengan kata-kata dio seperti itu pastilah setiap orang manapun bakal terbakar hatinya atau memancing emosi tinggi sehingga yakin pasti bakal terjadi keributan dan ternyata..?????? si deden logh...logh... kq malah semakin pucat alias ketakutan nyalinya seketika menciut seperti abis ngeliat setan, matanya berkaca-kaca, caranya berbicara pun seperti orang tersendat-sendat(gagap), seperti mau menangis memohon-mohon ampun kepada Tuhan yang maha esa karena dosa-dosanya hahaa..., Adul kaget dan terhenya melihat tingkah temennya yang ia bela dan dio sendiri akhirnya mau menerima permohonan maaf deden dengan gagahnya karena permintaan maaf yang begitu tulus sampai-sampai ia pun bingung ternyata anak yang ia anggap lawannya ternyata aslinya seperti ini gak gentle(ga macho) dasar deden emang cuma ngomong doang. Padahal di kalangan sekitarnya baik temen-temen maupun rekan-rekan kerjanya, deden selalu menunjukan sikap gentle dengan omongannya yang setinggi langit yang gagah berani, berani bertanggung jawab dan tak takut pada siapapun. 
Dasar "OMDO" sekalian aja loe bilang kalau loe itu anaknya pak Presiden Obama haa...., itulah si deden mungkin dia hanya salah satu dari korban pergaulan sebagai bukti bahwa mungkin deden adalah korban pergaulan dimana sewaktu masalah itu terjadi tidak ada temen-temen sesama daerahnya yang mensupport atau setidaknya memberi sedikit masukan/teguran agar ia merubah image dirinya yang sekarang ini atau mungkin ada hal lain yang belom kita ketahui??? what ever lah..., karena hanya ada si Adul anak kost baru yang sama-sama berasal dari Jawa Timur dengan dio(orang yang bertikai dengan deden) yang memiliki rasa setia kawan yang tinggi. Maka itu seharusnya hal ini menjadi bukti bahwa persahabatan itu tak memandang  kultur, ras, atau status sosial manapun karena persahabatan itu muncul dari lubuk hati diri kita sendiri. Bukannya ingin mengklaim suatu kultur tetapi ingin menegaskan kalau hidup itu gak sesempit yang loe kira, kita semua sama di mata yang maha kuasa maka jangan kita sia-siakan momentum SUMPAH PEMUDA yang sudah dideklarasikan oleh pendahulu kita "Boedi Utomo".  Sudahlah jangan terlalu lama dibahas nanti ceritanya jadi basi, semoga cerita cupu ini sedikit menghibur atau bermanfaat bagi temen-temen semua, kalau ada saran dan kritik mohon masukannya di coment posting cerita ini terima kasih dan sampai bertemu kembali. (bye) (/boedi)

* Cerita ini hanya rekayasa belaka
   Tidak ada unsur kesengajaan & mengaitkan kepada apapun
   Kalau ada unsur kesamaan itu hanya kebetulan saja
   Dan mohon maaf kalau ceritanya sedikit COEPOE maklum masih belajar alias coba-coba
   Terima Kasih.






Tidak ada komentar: